Pengembangan Islam di Pulau Jawa Lengkap
PENGEMBANGAN ISLAM
DI PULAU JAWA
Semua Tentang Pendidikan 15 |
Pengembangan Islam di Pulau Jawa Lengkap - Assalamualaikum. Wr. Wb
Ahlan Wasahlan, Kali ini saya akan membahas tentang Pengembangan Islam di Pulau Jawa Lengkap semoga bermanfaat.
Pengembangan
Islam di Pulau Jawa, pada mulanya
di bawa oleh para pedangang yang berasal dari malaka. Namun, penyebarannya
dilakukan oleh para wali. Wali adalah penyiar agama Islam di Jawa. Pengembangan Islam di Pulau Jawa tidak
lepas dari peranan para wali. Jumlah para wali yang dikenal sampai saat ini
adalah sembilan, yang dalam bahasa Jawa dikenal dengan sebutan Walisongo.
Adapun yang termasuk Walisongo tersebut adalah.
A.
SUNAN GRESIK (MAULANA MALIK IBRAHIM/SYEKH MAULANA
MAGRIBI)
Maulana Malik Ibrahim merupakan salah
satu ahli dakwah yang dikirim oleh Sultan Zainal Abidin dari kerajaan Samudera
Pasai untuk Pengembangan Islam di Pulau Jawa
dan Sulawesi bersama dengan Maulana Ishak.
Setelah sekian lama di Pulau Jawa,
Maulana Malik Ibrahim juga dikenal dengan panggilan Maulana Magribi atau Syekh
Magribi karena berasal dari wilayah Magribi, Afrika Utara. Ada juga yang
menyebutnya Syekh Jumadil Kubra. Yang berkaitan dengan nama ayahnya, yang
bernama Maulana Malik Kubra.
Kedatangan Maulana Malik Ibrahim di Jawa
dianggap sebagai permulaan masuknya Islam di Pulau Jawa. Dalam menyiarkan agama
Islam, Maulana Malik Ibrahim menerapkan metode dakwah yang sangat tepat untuk
menarik simpati warga masyarakat terhadap agama Islam. Beliau wafat pada
tanggal 12 Rabi’ul Awal 882 H/8 April 1419 M dan dimakamkan di pemakaman Gapura
Wetan Gresik.
B.
SUNAN AMPEL (RADEN RAHMAT)
Sunan Mapel lahir di Campa, Aceh pada
tahun 1401 M dan bernama asli Raden Rahmat. Ia merupakan putra Maulana Malik
Ibrahim dan istrinya bernama Candrawulan. Suna
Ampel adalah penerus cita-cita serta perjuangan Maulana Malik Ibrahim.
Aktivitasnya dimulai dengan mendirikan sebuah Pesantren Ampel Denta sehingga ia
juga dikenal sebagai Pembina pondok di Jawa Timur.
Di Pondok Pesantren tersebut, Sunan
Ampel mendidik dan membina para pemuda Islam untuk menjadi Da’i. Mereka adalah
Raden Paku, Raden Patah, Raden Makhdum Ibrahim, Syarifuddin, dan Maulana Ishak.
Sunan Ampel juga merupakan seorang perancang kerajaan Islam Demak sebagai Ibu
Kota Bintoro. Sunan Ampel adalah orang yang mengangkat Raden Patah sebagai
Sultan pertama Demak yang mempunyai jasa paling besar dalam meletakkan peran
politik umat Islam di Nusantara.
Pada awal penyiaran agama Islam, Sunan
Ampel menginginkan masyarakat menganut keyakinan Islam yang murni. Ia tidak
setuju dengan kibiasaan tradisi masyarakat Jawa,. Namun, wali-wali lainnya
berpendapat bahwa untuk sementara waktu semua kegiatan tersebut harus dibiarkan
terlebih dahulu karena masyarakat masih sulit untuk meninggalkannya. Akhirnya,
Sultan Ampel memahami hal itu. Terlihat dari persetujuannya ketika Sunan
Kalijaga, dalam usahanya menarik umat Hindu dan Buddha, mengusulkan agar adat
istiadat Jawa itulah yang diberi warna Islam. Sunan Ampel setuju walaupun ia
tetap mengkhawatirkan adat dan upacara-upacara tersebut kelak akan menjadi
Bid’ah. Sunan Ampel wafat di Surabaya pada Tahun 1481 M dan dimakamkan di
Ampel.
C.
SUNAN BONANG (RADEN MAULANA MAKHDUMIBRAHIM)
Sunan Bonang lahir di Surabaya pada
tahun 1465 M. Ia adalah putra dari Raden Rahmat dan merupakan saudara sepupu
Sunan Kalijaga. Ia dikenal dengan nama Raden Maulana Makdum Ibrahim. Sunan Bonang
dianggap sebagai seorang pencipta gending pertama. Dalam menyebarkan agama Islam,
ia selalu menyesuaikan diri dengan kebudayaan-kebudayaan masyarakat Jawa yang
sangat ,menggemari wayang serta musik gamelan. Sunan Bonang memusatkan kegiatan
dakwahnya di Tuban. Dalam aktifitas dakwahnya, ia mengganti nama-nama dewa
dengan nama-nama malaikat. Sunan Bonang memberikan pendidikan Islam secara
mendalam kepada Raden Patah, Putra dari Raja Majapahit Prabu Brawijaya V, yang
kemudian menjadi Sultan Demak pertama. Sunan Bonang wafat dan dimakamkan di
Tuban pada tahun 1525 M.
D.
SUNAN GIRI (RADEN PAKU/PRABU SATMATA/SULTAN ABDUL
FAKIH)
Sunan Giri lahir pada pertengahan abad
ke – 15 dengan nama asli Raden Paku. Ia adalah putra dari Maulana Ishak dan
dikenal dengan nama panggilan Raden Ainul Yaqin. Sunan Giri memulai aktivitas dakwahnya di daerah Giri
dan sekitarnya dengan mendirikan sebuah pesantren dengan nama Pesantren Suna
Giri yang santrinya kebanyakan berasal dari Maluku dan golongan masyarakat
ekonomi lemah. Ia mengirim juga Da’i terbaik yang terdidik ke berbagai daerah
di luar Pulau Jawa, seperti Madura, Bawean, Kangean, Ternate, dan Tidore.
Baca Juga : Contoh Surat Dinas untuk Pengurus OSIS Resmi
Baca Juga : Contoh Surat Dinas untuk Pengurus OSIS Resmi
Sunan Giri dikenal sebagai jiwa pendidik
yang demokratis. Ia mendidik anak-anak melalui berbagai permainan yang berjiwa
agama, seperti jelungan, gendi freit, jor gula, cublak-cublak suweng, dan
ilir-ilir yang masih dikenang sampai saat ini. Sunan Giri wafat dan dimakamkan
di Giri, Gresik pada tahun 1506 M.
E.
SUNAN DRAJAT (RADEN QASIM/SYARIFUDDIN/MASAIKH
MUNAT/SUNAN SEDAYU)
Sunan Drajat dilahirkan di Ampel,
Surabaya pada tahun 1407 M, nama aslinya adalah Raden Qasim atau Syarifuddin.
Ia merupakan putra dari Sunan Ampel. Tidak ketinggalan dari para wali yang
memustuskan untuk melakukan pendekatan kultural pada masyarakat Jawa dalam
menyiarkan agama Islam, Sunan Drajat juga menciptakan tembang Jawa yang sampai
kini masih digemari oleh masyarakat Jawa, yaitu tembang Pangkur. Perhatian
Sultan Drajat yang serius pada masalah-masalah sosial menjadi hal yang paling
menonjol dalam dakwah Sunan Drajat. Dakwah Suna Drajat selalu berorientasi pada
kegotong-royongan. Ia ia selalu mkenekankan bahwa memberi pertolongan kepada
masyarakat umum serta menyantuni anak yatim dan fakir miskin merupakan suatu
amalan yang diperintahkan dalam agama Islam. Sunan Drajat wafat di Sedayu,
Gresik pada pertengahan abad ke – 16 M.
F.
SUNAN KALIJAGA (RADEN MAS SYAHID/SYEKH MALAYA)
Sunan
Kalijaga dilahirkan pada akhir abad ke – 14 M dengan nama asli Raden Mas
Syahid. Ayahnya bernama Raden Sahur Tumenggung Wiwatikta yang menjadi bupati
Tuban, sedangkan ibunya bernama Nawang Rum. Nama Kalijaga berasal dari
rangkaian bahasa Arab yaitu, qadi zaka yang berarti membersihkan dan bermakna
pemimpin yang menegakkan kebersihan dan kesucian. Kata qadi zaka dirubah
berdasarkan lidah dan ejaan Jawa menjadi Kalijaga. Karena sistem dakwahnya yang
intelek dan akurat, banyak dari para bangsawan dan cendekiawan bersimpati
kepadanya.
Ketika
para wali memutuskan untuk menggunakan pendekatan kultural termasuk pemanfaatan
wayang dan gamelan sebagai media dakwah, Sunan Kalijaga adalah orang yang
paling berjasa dalam hal ini. Sunan Kalijaga sangat berjasa dalam perkembangan
wayang purwa atau wayang yang bercora
k Islam seperti saat ini. Sunan Kalijaga
juga berjasa dalam pengembangan seni suara, seni ukir, seni busana, seni pahat,
dan kesusasteraan. Di samping itu, Sunan Kalijaga juga menciptakan sebuah
tradisi yang masih berkembang hingga saat ini, khususnya di Yogyakarta dan
Cirebon, yaitu Sekaten.
G.
SUNAN KUDUS (JA’FAR SADIQ/RADEN UNDUNG)
Sunan Kudus mempunyai nama asli Jaf’ar
Sadiq. Menurut silsilahnya, Sunan Kudus
memiliki hubungan keturunan dengan Nabi Muhammad Saw. Sunan Kudus menyiarkan
agama Islam di daerah kudus dan sekitarnya. Sunan Kudus mempunyai keahlian di
bidang ilmu fikih, usul fikih, tauhid, hadits, tafsir, serta logika. Oleh
karenanya, diantara Walisongo yang lain, ia mendapatkan julukan waliyyul-‘ilmi
atau orang kuat ilmunya. Dalam melakukan dakwahnya, Sunan Kudus juga
melakukannya dengan metode pendekatan kultural. Ia menciptakan berbagai
cerita-cerita agama termasuk gending yang terkenal, yaitu gending Maskumambang
dan Gending Mijil.
H.
SUNAN MURIA (RADEN UMAR SA’ID)
Sunan Muria adalah putra dari Sunan
Kalijaga. Nama asli Sunan Muria adalah Raden Umar Sa’id, sedangkan nama
kecilnya yaitu Raden Prawoto. Sunan Muria memusatkan kegiatan dakwahnya di
Gunung Muria yang terletak di 18 Km sebelah utara kota Kudus. Ia mempunyai ciri
khas dalam upaya menyiarkan agama Islam yaitu menjadikan desa-desa terpencil sebagai
pusat dakwahnya dan bergaul dengan rakyat biasa. Cara yang ditempuh Sunan Muria
dalam menyiarkan agama Islam adalah dengan mengadakan kursus-kursus bagi kaum
pedagang, nelayan, dan rakyat biasa.
I.
SUNAN GUNUNG JATI (SYARIF HIDAYATULLAH)
Sunan Gunung Jati lahir di Mekkah pada
tahun 1448 M. Ia adalah cucu dari Raja Pajajaran, Prabu Siliwangi. Sunan Gunung
Jati mengembangkan Islam di Cirebon, majalengka, Kuningan, Kawali, Sunda
Kelapa, dan Banten sebagai dasar dari pengembangan agama Islam di Banten. Sunan
Gunung Jati wafat di Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat. Di samping sebagai
penyiar Islam di Jawa, Ia juga berjasa dalam memanjukan kerajaan Demak,
khususnya dalam pelantikan Sultan Ternggono sebagai Raja Demak yang ketiga
hingga Kerajaan Demak mencapai puncak kejayaannya sebagai Kerajaan Islam di
Pulau Jawa.
Para Wali songo dalam menanamkan pengaruh
Islam di Pulau Jawa berawal dari masyarakat di daerah pesisir pantai. Karena
pada hari itu satu-satunya jalur perdagangan yang paling ramai adalah melalui
jalur laut. Baru kemudian merambah ke daerah perkotaan. Sehingga tidak lama
kemudian berdirilah kerajaan-kerajaan Islam di Jawa yang mulai terlihat
pengaruh Islam terutama dalam penggunaan gelar sultan dan panatagama bagi raja
yang berperan sebagai pengatur sekaligus pelindung agama. Dengan demikian,
dapat diambil kesimpulan bahwa perkembangan agama Islam di Pulau Jawa merupakan
jerih payah wali sembilan, yang lebih dikenal dengan Walisongo.
Demikian Artikel Yang Bisa Saya Sampaikan Tentang Pengembangan Islam di Pulau Jawa Lengkap semoga bermanfaat untuk kalian semua.
Akhir Kata Saya Ucapkan
Wassalamualaikum,
Wr. Wb.
saya suka sejarah terima kasih buat referensinya...
ReplyDeleteiya gan sama2
Deletethnks
ReplyDeletebetul gan, lengkap pembahasan walisongonya, mereka sangat berjasa menyebarkan agama islam di jawa
ReplyDeleteiya gan makasih buat kunjungannya
DeleteSebagai bentuk penyebaran agama islam, sultan agung juga merombak kebudaayan hindu kedalam islam, salah satunya tahun jawa, dan hitungan2 ramalan seperti primbon dan mujarobat menyesuaikan...alhasil setiap hitungan primbon selaras dengan tahun islam, tahun hijriyah, penyebaran islam setelahnya...
ReplyDeleteoiya gan makasih buat tambahannya :d
Deletethanks sudah berkunjung gan :)