Cerita 300 Tael Perak

Cerita 300 Tael Perak



Cerita 300 Tael Perak



Cerita 300 Tael Perak - Dahulu kala, di daratan Cina tinggalah Kakek dan Nenek Chen. Mereka tidak mempunyai anak. Hidup mereka sehari-hari hanya mencari kayu bakar di hutan. Kayu itu nantinya di jual Kakek Chen ke Kota.

Pada suatu pagi, Kakek dan Nenek Chen bersiap-siap berangkat ke hutan. Nenek tak lupa membawa bekal untuk makan siang mereka di hutan. Ketika sudah tiba di hutan, mereka melihat anak burung merpati putih menggelepar di tanah. Rupanya anak burung itu terjatuh dari pohon.

“Aduh, kasihan sekali anak burng ini,” kata Nenek sambil mengangkat merpati itu. Ia meletakkan anak burung itu di bakul makanan dengan hati-hati. “Kita rawat saja ya Kek,” ujar Nenek, Kakek Chen mengangguk setuju.

Sore harinya setiba di rumah, Nenek Chen merawat anak burung itu dengan hati-hati. Nenek memberinya makanan dan meletakkannya di atas kain perca di dalam kardus.

Setelah beberapa minggu, akhirnya burung itu sembuh dan mulai terbang di sekeliling rumah. Nenek amat gembira. “Lihat Kek, anak burungnya sudah sehat! Dia pasti mampu terbang kembali ke hutan!” Kakek Chen melihat sambil tersenyum. Lalu melanjutkan pekerjaannya mambelah kayu.

Setelah melihat anak burung itu terbang pergi, Nenek Chen kembali ke kamar dan mulai merapikan kamar. Tiba-tiba ia melihat benda berkilauan di balik seprai. Alangkah terkejutnya Nenek Chen saat melihat tumpukan uang perak di atas kasur.

Baca Juga :Karya Seni Rupa Terapan Bermutu

“Kek, Kakek, Kemari Kek!” seru Nenek Chan. Tergopoh-gopoh Kakek Chen masuk ke kamar. Ia sama terkejutnya dengan Nenek saat melihat tumpukan uang itu. “Mari kita hitung jumlahnya, Nek, “ Kata Kakek. Ternyata jumlah uang itu banyak juga, tiga ratus tael.”

Aduh Kek, uang ini dari mana ya? Kita apakan, ya? Nenek takut... kalau dicuri bagaimana? Ujar Nenek pun setuju.

Di saat hari mulai gelap, Kakek menggali di halaman. Ia mengubur 300 tael itu di sana. Dua hari kemudian, Nenek masih merasa gelisah. Ia berkata, “Kek bagaimana kalau kita lupa dengan sempat penyimpanan uang itu? Halaman kita begitu luas. Sekarang saja aku sudah bingung. Apalagi bulan depan!”

“Iya, ya Nek. Apalagi kita sudah mulai pikun. Ah! Bagaimana kalau tempat peyimpanan uang kita beri tanda agar kita tidak lupa?”.

Nenek Chan setuju. Malam harinya, Kakek langsung melaksanakan idenya itu. Keesokan paginya, Nenek terbangun karena suasana-suasana ribut di luar. Tanpa membangunkan kakek, ia segera pergi ke luar. Betapa terkejutnya Nenek saat melihat para tetangga sedang berkerumun di halaman rumahnya. Mereka menunjuk-nunjuk palang yang ditancapkan Kakek tadi malam. Di palang itu tertulis : TIDAK ADA UANG 300 TAEL DISINI.

Baca Juga :(Kisah) Penduduk Surga

“Nek, Nenek menyimpan uang disini ya?” tanya seorang tetangga begitu melihat nenek.
“Uhmmm”, Nenek bingung. Tiba-tiba ia melihat anak burung merpati terbang di sekeliling halamannya. Itu anak burung merpati yang pernah dirawatnya dulu. Burung itu masuk ke dalam rumah, lalu berubah wujud menjadi seorang peri cantik.

“Nenek yang baik, terima kasih karena kau telah merawatku sampai sembuh. Uang itu aku berikan sebagai tanda terima kasihku padamu. Tapi rupanya kalian tidak siap menerima pemberianku. Aku akan mengambil kembali uang itu, “ ujar peri lembut.

Saat itu juga, guci kecil berisi uang yang ditanam Kakek Chen muncul di tangan peri itu. Palang yang tertancap di halaman juga lenyap. Para tetangga kembali ke rumah masing-masing.

Nenek masih terpaku karena kaget dan bingung. Saat akan bicara, tiba-tiba peri itu menghilang. Yang ada hanya asap putih dan cahaya warna-warni dari pakaian sang peri.

Lama Nenek terdiam. Tiba-tiba ia melihat benda berkilauan di tempat peri tadi berdiri. Nenek memungut. Ternyata benda yang berkilauan itu adalah uang perak sebanyak 10 tael. Tiba-tiba terdengar sebuah suara, “Aku tinggalkan uang itu, gunakanlah dengan baik.”

Tak lama terdengar suara Kakek yang mengagetkan Nenek. “Ada apa Nek? Kenapa wajahmu pucat sekali?”


Nenek Chen memperlihatkan uang 10 tael di telapak tangannya. Lalu menceritakan peristiwa tadi. Kakek tersenyum sabar, “Kita jadi repot mencari tempat menyimpan uang, kan ...”
Kesimpulan Cerita : “ Sepasang Kakek dan Nenek Chen yang tidak sengaja melihat burung merpati putih yang tergelepar, pertolongan Nenek dan Kakek Chen membawa berkah tersendiri, Mereka mendapat pemberian uang 300 tael Perak dari Burung merpati tersebut, ternyata wujud asli burung itu adalah Seorang Peri yang cantik, karena Kakek dan Nenek Chen tidak siap menerima pemberian Peri Cantik tersebut, Peri mengambilnya kembali, sementara Nenek masih terpaku kaget dan bingung, tetapi Peri tersebut meniggalkan uang 10 tael dan berpesan agar uang itu digunakan dengan baik”
Sekian artikel yang bisa saya sampaikan tentang Cerita 300 Tael Perak  semoga bermanfaat  bagi anda sekalian para pembaca...)
Terima Kasih sudah berkunjung ke Semua Tentang Pendidikan 15

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Cerita 300 Tael Perak"

Post a Comment